Beberapa buku yang menjadi koleksi pribadi saya
Arbaca adalah segalanya, namun PemilikNya lebih utama. Memiliki tiga buah hati dan berharap dapat membersamai mereka hingga dewasa. Seorang ibu yang ingin selalu belajar tentang apapun sampai kapanpun.
Sabtu, 28 Desember 2013
Klub Baca "Ibu Ibu Gemar Baca (IIGB)" #ArisanBuku #2
Beberapa buku yang menjadi koleksi pribadi saya

Selasa, 17 Desember 2013
Tak ada Yang Berubah

Gentle Birth

Keluhan Selama Hamil

Nutrisi Ibu Hamil

Aku Hamil!, Saatnya Menyapih Barra

Senin, 09 Desember 2013
Menuju Sehat Milik Semua Rakyat Indonesia


Rabu, 04 Desember 2013
Kakakku Sayang
Cerpen Anak ini di muat di Majalah Ummi Rubrik Permata edisi bulan oktober 2013
Pagi ini begitu aku bangun tidur, kudengar suara gaduh dari kamar sebelah,beberapa barang jatuh seperti habis dilempar. Aku juga mendengar suara kakakku menangis. Aku kemudian menuju kamar kamar kakak yang tepat disebelah kanan kamarku. Pintunya setengah terbuka, kuintip dan kulihat Ibu sedang membereskan barang-barang yang berserakan. Ada buku tulis yang sudah sobek bagian sampulnya, pensil warna yang berhamburan dari wadahnya dan mainan puzzle angka milik kakak juga berserakan di lantai. Lalu kulihat ibu pelan-pelan menghampiri kakak dan memeluknya. Sambil berkata penuh kelembutan, bertanya kenapa kakak marah pagi ini. Aku melihat ini semua dengan penuh rasa sebal. Kenapa sih, ibu sayang banget sama kakak, ibu lebih memanjakan kakak. Aku saja setelah bermain bisa membereskan mainanku sendiri. Ibu juga lebih perhatian sama kakak. Tak terasa mataku memerah lalu mulai menangis. Menangis karena cemburu. Bergegas aku kembali ke kamar, aku tidak ingin ibu melihat aku menangis kemudian aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah
***
Tetttt...Tetttt...Tettt bel panjang SD Ar Ridho berbunyi menandakan jam pelajaran telah usai. Tepat jam 12.30 Wib, untuk siswa kelas 4-6 waktunya pulang. Begitu juga dengan aku yang duduk di kelas 4. Bergegas kubereskan buku-buku dan dan alat tulisku. Kirana, temanku sebangku berkata " Keisya, hari ini aku mau main kerumahmu ya. Aku sudah minta ijin mamahku" Aku terdiam. Main ke rumah, lalu bagaimana nanti kalo Kirana tahu tentang kakakku yang... "Hei, ditanyain kok malah melamun" Kirana menepuk pipiku pelan. Aku gugup. Bingung harus jawab apa. " Gimana boleh tidak aku main ke rumahmu?" tanyanya sekali lagi. Aku menggeleng pelan "maaf ya,mungkin lain hari" Kulihat raut muka Kirana menampakkan kekecewaan. Maafkan aku ya sahabat...
Sesampainya dirumah, kulihat ibu sedang menata meja makan. " Assalamualaikum Bu" kusapa lalu kucium tangan ibu. "Wa'alaikumsalam" jawab ibu sambil mencium pipiku. " Ganti baju, shalat lalu makan siang bareng ibu ya Nak" Aku hanya mengangguk. Setelah selesai ganti baju, shalat aku menyusul ibu ke meja makan. Ibu sudah mengambilkan nasi, sop brokoli dan paha ayam untukku. "Gimana tadi pelajaran di sekolah, Nak?" tanya ibu. Aku hanya menjawab singkat "baik bu". Selama makan aku lebih banyak diam. Lalu kudengar pintu kamar kakak terbuka dan kulihat kakak keluar sambil mulut menguap lebar. Ibu bergegas berdiri dan berjalan ke arah kakak. "Eehh, sudah bangun ya...sudah pipis belum? Sana pipis dulu, kalo gak nanti kakak ngompol" ibu berkata sambil menuntun kakak ke kamar mandi. Setelah kakak keluar dari kamar mandi mereka menuju ke arahku, ibu dan kakak duduk di meja makan berhadapan denganku. "Kakak makan ya, tadi pulang therapi, kakak kecapekkan langsung tidur". Ibu mengambil lagi sebuah piring dan mengisinya dengan nasi,sop brokoli dan sayap ayam lalu diletakkan di hadapan kakak. " Ayo kakak makan ya". "MA-KAN". "KA-KAK MA-KAN". "MA-KAN SOP BRO-KO-LI" kata ibu kepada kakak. Kata itu ibu ulang-ulang terus selama kakak makan. Setelah selesai makan, akupun berdiri "Keisya sudah kenyang, sekarang ngantuk dan mau tidur bu" . Ibu tersenyum dan mengangguk. Sambil menuju kamar aku masih mendengar ibu berkata pada kakak "MA-KAN". "MA-KAN SOP BRO-KO-LI". Sampai di kamar aku nggak bisa tidur. Masih teringat permintaan sahabatku Kirana. Tadi siang bukanlah permintaannya yang pertama untuk main ke rumahku. Tapi aku selalu menolak dengan alasan yang kubuat sendiri. Dia teman yang baik, aku tidak mau kehilangan teman sebaik Kirana hanya karena tahu bahwa kakak sahabatnya seorang penyandang autis. Diumurnya yang sudah 12 tahun, kakak belum bicara secara lancar,dia kadang tidak menjawab saat ada orang mengajaknya bicara,terkesan cuek. Kadang kakak juga masih mengompol. Suka marah tanpa alasan yang dapat kumengerti. Kakakku jika diajak main keluar suka masuk rumah orang tanpa permisi hanya sekedar melihat kipas angin yang berputar yang terpasang di dinding. Kakakku suka digangguin anak kecil bahkan pernah aku mendengar ada anak TK di komplek perumahan menyebut kakakku gila. Ketika aku mengadukan hal tersebut kepada ibu, ibu berkata " kakak itu beda, kakak anak spesial. Kakak adalah penyandang ASD (Autis Spektrum Syndrome). Tiba-tiba aku merasa kasihan dengan kakak tapi juga merasa sebal dengan segala kekurangan kakak. Semuanya campur aduk di hati yang akhirnya membuatku lelah dan tertidur.
***
Jam 15.30 wib aku terbangun dari tidur siangku. Setelah mandi, shalat Asar akupun duduk di meja belajarku. Kubuka dan kubaca kembali pelajaran tadi siang di sekolahan. Lalu kudengar adzan Maqrib berkumandang. Aku mengambil mukena dan keluar kamar. Kebiasaan di keluargaku adalah shalat Maqrib dan Isya berjamaah di Mushola kecil di rumah kami. Kulihat ayah sudah siap dengan sarung dan peci putihnya. " Assalamualaikum ayah" sapaku sambil mencium tangan ayah. "Wa'alaikumsalam Keisya sayang putri ayah yang cantik" goda ayah. Aku tersenyum. "Maaf ya ayah tadi ketika ayah pulang, Keisya tidak keluar kamar. Masih belajar, nanggung kurang dikit yah" kataku pada ayah. " Nggak papa sayang, nanti setelah makan malam, ayah mau bicara ya Nak" jawab ayah. Aku mengangguk. Ada apa ya, tumben ayah serius sekali, pikirku. Lalu kulihat kakak dan ibu sudah menggelar sajadah. Kamipun shalat Maqrib berjamaah.
Saat makan malam tiba, Ibu sudah menyiapkannya. Menu kali ini adalah favoritku. Nasi goreng special telur dan ayam buatan ibu paling enak. Ibu kali ini lebih banyak bercerita pada ayah. Kakak makan sendiri,walau masih berceceran nasinya di meja makan. "Alhamdulillah, tadi saat therapi wicara kakak sudah dapat mengucapkan kata baru lho yah" kata Ibu. "Therapis kakak bilang kalau kakak sudah mau bilang kata ; cantik dan terima kasih". "Kakak juga sudah mau mengucapkan salam dan menjawab salam" lanjut ibu yang tampaknya semangat sekali menceritakan perkembangan kakak. " Alhamdulillah" kata ayah sambil tersenyum dan menatap bangga ke arah kakak. Huuh, kakak lagi, kakak lagi yang diperhatikan. Tiba-tiba selera makanku jadi hilang.
Setelah selesai makan, aku duduk disamping ayah di sofa yang terletak di ruang keluarga. Ibu sedang membereskan meja makan. Kakak sedang asyik main dengan laptop ayah. Kebiasaan itu tidak pernah terlewatkan. Pernah suatu ketika ayah lupa membawa laptop pulang ke rumah, kakak mencari laptop di tas ayah sampai semua benda di dalam tas ayah dikeluarkan. Karena tidak menemukan laptop yang dicarinya, kakak marah-marah. Dan ibu yang menenangkan kakak. "Kok melamun Nak" tanya ayah sambil memegang kening dan pipiku. "Kata ibu, tadi Keisya lebih banyak diam. Apa kau sakit?" Aku menggeleng. Rupanya ibu memperhatikan saat makan siang aku lebih banyak diam. "Lalu ada apa Nak?" tanya ayah lebih lanjut. Akupun kemudian menceritakan tentang permintaan sahabatku Kirana untuk main ke rumah dan kekhawatiranku kalo Kirana tahu kakakku penyandang autis dia akan menjauhiku. Ayah memandangiku dengan lembut. Ibu kemudian duduk disampingku sambil mengelus rambutku. Ayah menghela nafas panjang sebelum berkata " Ajaklah Kirana main ke rumah kita. Ayah yakin Kirana akan tetap jadi sahabatmu". "Keisya lihat kakak, kakak mungkin tidak sama seperti anak-anak yang lain tapi kakak tetaplah kakak kandung Keisya". "Keisya tidak boleh malu karena kakak walaupun memiliki kelemahan tapi kakak juga memiliki kehebatan". Memang benar, kakakku sangat jago menggambar. Bahkan beberapa kali kakak memenangkan perlombaan menggambar yang pesertanya bukan hanya untuk anak berkebutuhan khusus saja tapi lomba gambar untuk umum. Ayah melanjutkan perkataannya "Kalau nanti Kirana tanya kenapa kakak seperti ini, Keisya bisa menjelaskan karena Allah sayang sama kakak". "Allah juga sayang dengan keluarga kita, maka Allah menitipkan kakak pada ayah dan ibu". "Allah percaya ayah dan ibu dapat merawat dan mendidik anak seistimewa kakak dan sekaligus membesarkan anak secantik dan sepintar Keisya". Aku mengangguk dan meresapi nasehat ayah. Lalu ibu berkata " Ibu juga minta maaf ya nak kalo akhir-akhir ini perhatian ibu lebih banyak ke kakak". "Kakak menjelang baliqh dan hal ini membuat emosi kakak jadi tidak menentu karena perubahan pada diri kakak". Ibu berkata sambil terus membelai lembut rambutku. "Ibu juga bangga sekali dengan Keisya". "Oh iya Keisya masih selalu mendoakan ayah, ibu dan kakak kan?". Aku terdiam dan menggigit bibir. Sejak tadi siang shalat Zuhur sampai Maqrib aku tidak menyebut nama kakak dalam doaku. Aku pun beristiqhfar... Lalu aku berkata
"Iya bu, mulai besok setelah selesai shalat Keisya akan selalu mendoakan ayah dan ibu agar selalu diberi perlindungan,kesehataan dan kekuatan iman dalam mendidik anak-anaknya". "Keisya juga akan mendoakan kakak semoga kakak selalu sehat,tambah pintar dan bisa mandiri". Ayah dan ibu kompak mengamini doaku sambil keduanya memelukku. Aku berjalan mengampiri kakak yang sedang duduk di karpet. "Kakak sayang" sapaku. Kakak tidak menjawab dia bahkan masih asyik sendiri. Aku memegang dagunya, kuarahkan ke hadapanku sehingga kakak menatapku. Cara ini yang biasa ayah dan ibu lakukan ketika mengajak kakak bicara. Aku mengulang lagi "KEI-SYA SA-YANG KA-KAK. Kakak masih diam kali ini kulihat matanya berbinar dan bibirnya bergerak akan mengatakan sesuatu. "I-ya". jawab kakak singkat. Lalu kakak terdiam. Dia seperti sedang berpikir. "Kakak sayang cantik kes-shaa. Ayah dan ibu yang mendengar kata-kata kakak begitu terkejut dan mereka berseru memuji Asma Allah, ibu tampak bahagia dan terharu. karena ini adalah kalimat panjang dan paling lengkap yang pernah kakak ucapkan. Ayah dan ibu lalu menghampiri kami dan memeluk kami berdua. Kami semua menyayangi kakak, dengan cinta dan kasih sayang dari kami maka suatu saat nanti kakak akan mandiri dan membuat kami bangga. Insya Allah...

Guri, Gurita Lincah Sang Penyelamat

Selasa, 11 Juni 2013
SIM L Untuk Suamiku
Kulihat akhir-akhir ini suamiku tercinta sangat sibuk. Bukan sibuk atau lembur pekerjaan di kantor tapi kegiatan yang aku sendiri tidak mengerti apa tujuannya. Sudah seminggu ini suamiku bongkar-bongkar laci lemari di kamar tidur kami. Beberapa arsip seperti Kartu Keluarga dan buku nikah dikeluarkan dan dibawa pergi. Ketika aku bertanya tentang kegiatan yang dikerjakannya, suamiku hanya tersenyum dan bergegas pergi.
Minggu pagi yang cerah, udara sangat segar setelah diguyur hujan semalaman. Aku dan suami duduk santai di teras depan sambil menikmati teh hangat dan pisang goreng. Suamiku tampaknya tidak konsentrasi membaca koran yang sedang dipegangnya. Sesekali matanya menatap pagar rumah kami seperti menunggu tamu. Benar saja dugaanku, tak berapa lama Pak Kasduri, pegawai kelurahan sudah berdiri dan memberi salam kepada kami " Selamat pagi Pak Bayu, Bu Bayu. Maaf saya pagi-pagi sudah mengganggu" kata Pak Kasduri sambil tersenyum canggung kepadaku. Suamiku dengan bergegas membukakan pintu pagar dan mempersilahkan tamunya untuk duduk. Aku sengaja tidak beranjak dari tempatku duduk. Rasa penasaran akan kesibukkan suamiku seminggu ini membuatku tak bisa menahan pertanyaan. " Ada keperluan apa ya Pak. Tumben Minggu pagi sepertinya sibuk sekali" tanyaku pada Pak Kasduri. Pak Kasduri terlihat gugup. Beliau menyerahkan amplop besar dan berkata " Bapak sedang mengajukan pembuatan SIM" jawab Pak Kasduri. " SIM? Surat Ijin Mengemudi" tanyaku sekali lagi. Pak Kasduri bukannya menjawab malah permisi pamit.
Peristiwa aneh tadi pagi masih membuatku penasaran. Sore ini aku akan minta penjelasan. Kudekati suamiku yang sedang menonton televisi. " Mas, mau buat SIM apalagi sih, bukankah mas sudah punya SIM A dan SIM C?" tanyaku lembut. Suamiku menghela nafas dan tersenyum. " Mas, sedang dalam proses pengajuan SIM L dik, tolong disetujui ya?" kata suamiku. Aku semakin bingung, kenapa aku dilibatkan dalam urusan SIM itu. " SIM L apa sih mas?, memangnya ada?" tanyaku penasaran. " Surat Ijin Menikah Lagi" jawab suamiku kalem. Haah, aku terkejut dan kurasakan dunia jadi berputar dan gelap.

Selasa, 04 Juni 2013
Cinta Itu Gila, Kapten!
Lelaki yang duduk dihadapanku sangat menawan. Kulit hitam manis, rambut cepak khas militer, badan tegap dan senyum menawan. Aah menatap bola mata yang tajam nan teduh miliknya, mampu membuat jantungku berdetak lebih cepat. Kapten Bhirawa nama pria yang sekarang menggegam erat tanganku sambil menatapku mesra penuh cinta. Kami baru saja berkenalan 25 menit yang lalu di taman ini. Tak sengaja tubuh kami bertabrakan saat aku berjalan sambil membaca sms. Bermula dari basa-basi saling minta maaf lalu kami mulai perkenalan. Udara kota Surabaya yang panas tak menghalangi kami untuk duduk berlama-lama di taman kota ini.
Cinta pada pandangan pertama, cinta kilat, cinta tak kenal logika itulah yang aku rasakan. Aku yang sudah jomblo selama setahun ini merasa berbunga-bunga ketika takdir Surat cinta kami bertemu. " Esti, aku ingin melamarmu " sambil berkata dia mengeluarkan kotak perhiasan mungil. "Sekarang? Disini?" tanyaku gugup. Dia mengangguk mantap tanpa keraguan. Aku bingung, yang semula aku bahagia kini dipenuhi tanda tanya
Jarak 150 meter dari tempatku duduk aku melihat dua pria berseragam putih berlari kearah kami. Tiba-tiba keduanya menyergap Kapten Bhirawa. Satu orang berseragam putih itu lalu mengeluarkan jarum suntik dan sang kapten cintaku lemah tak berdaya karena obat bius. " Hei, ada apa ini?!" teriakku panik. Salah satu pria berseragam putih dengan tulisan Rumah Sakit Jiwa Menur mendatangiku dan berkata " maaf mbak, pria yang mengaku bernama Kapten Bhirawa adalah pasien kami yang sedang melarikan diri. Dia depresi sejak tiga tahun lalu karena selalu gagal mengikuti ujian masuk Akademi Kepolisian dan tunangannya menikah dengan pria lain " Hahhh, aku terkejut dan tiba-tiba dunia serasa berputar dan gelap.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Flash Fiction Writing Contest : Senandung Cinta

Rabu, 22 Mei 2013
Menggapai Cita Menjadi Mompreneur
Pepatah jawa mengatakan urip iku sawang sinawang. Yang terjemahan bebasnya menurut emak sang penulis blog ini hidup ini saling berpandangan/menatap "iri" satu dengan yang lain. Iri saya beri tanda petik ya, karena ini juga menurut saya. Suatu ketika saya menyampaikan semacam uneg-uneg kepada teman kampus saya yang sekarang menjadi sekretaris di perusahaan besar nasional " wah, asyik ya jadi wanita karier. Punya jabatan, salary memuaskan dan status yang membanggakan" kata saya. Ternyata jawabannya yang saya terima diluar dugaan saya. " Saya malah iri dengan kamu Hap, enak ya jadi ibu rumah tangga. Bisa menemani anak setiap hari. Bisa masakin jajan buat anak. Aku iri lho sama kamu" Haaaa...aku merasa tak percaya mendengar jawabannya. Itulah hidup. Kadang kita merasa orang lain lebih beruntung dan bahagia menurut ukuran kita dan kita tidak seberuntung mereka padahal belum tentu itu benar.
Terkadang saya minder dengan status saya yang "hanya" ibu rumah tangga saja. Bagi sebagian orang menjadi ibu rumah tangga adalah pikiran terakhir yang ditempuh ketika pilihan-pilihan lain tidak dapat diraih. Saya harus resign karena pernah keguguran di usia kehamilan menginjak dua bulan. Lalu setelah anak pertama lahir disusul anak kedua, saya "terlena" dengan zona nyaman ini. Walaupun motivator kondang Mario Teguh dan penulis favorit Tere Liye menyatakan menjadi Ibu Rumah Tangga itu suatu profesi yang mulia. Baiklah, saya bisa terima nasehat dari mereka. Tapi saya ingin berbuat sesuatu untuk mengisi kegiatan di saat senggang. Padahal dengan dua bocah laki-laki di rumah, Arfa Rahman Riyansa (5,5tahun) dan Barra Ramadhan Riyansa (21 bulan) waktu 24 jam sehari rasanya masih kurang. Tapi saya ingin menghasilkan sesuatu, suatu karya yang menghasilkan pundi-pundi dari bisnis saya sendiri.
Saya yang hobi masak dan senang mencoba resep baru sudah lebih dari setahun tergabung dengan komunitas yang berkecimpung dalam urusan dapur, masak-memasak. Dari komunitas tersebut saya belajar banyak. Selain bagaimana menghidangkan makanan yang menggugah selera secara sehat dan alami melainkan bagaimana juga menghasilkan uang dari masakan yang kita olah. Beberapa teman ada yang sudah berhasil menjadi juragan kuliner. Mereka menginspirasi saya. Dari hobi menjadi duit.
Karena hobi masak saya betah berjam-jam di dapur. Apalagi kalau weekend. Pas suami libur dan dapat tugas momong anak-anak. Saatnya saya mencoba resep baru. Hasil masakan biasanya saya upload di akun Facebook. Saya memang tidak buka toko online atau mempromosikan "dagangan" saya. Masih belum Percaya diri. Beberapa kerabat dekat dan tetangga sekitar rumah yang pernah menjadi customer saya. Bermula dari sekedar icip-icip hasil masakan mereka tertarik untuk memesannya. Beberapa menu yang pernah saya sajikan adalah nasi bakar ayam dan cake brownies kukus coklat . Pernah saya upload bitterbalen. Ini adalah snack dari negeri kincir angin Belanda. Ada teman mengirimkan pesan inbok order masakan saya, bukannya menerima saya malah memberinya resep. Hihihi. Inilah salah satu kelemahan saya dalam berbisnis. Takut! Takut tidak bisa membagi waktu, takut rasa tidak sesuai selera customer dan masih banyak ketakutan yang lain.
Sebenarnya jika ingin memulai bisnis satu hal yang harus dibuang jauh-jauh adalah rasa takut. Just do it. Hanya itu yang dibutuhkan jika ingin menjadi entrepreneur. Memulai bisnis dari jumlah uang (modal) sedikit. Jika ingin membuat pesanan bitterbalen hanya perlu belanja bahan yang total harganya tidak lebih dari 50.000. Mulai dari yang termudah,ya memasak bagi saya adalah hal yang mudah. Dan mulai dari sekarang, Nah ini yang perlu diniatkan kembali. Karena bisnis tidak bisa ditunda.
Saya sadar bisnis kuliner yang akan coba saya tekuni bukanlah hal yang mudah. Tapi inilah passion saya. Saya merasa puas,nyaman dan betah ketika hasil masakan saya disukai orang, walau mungkin dari segi materi tidak boombastik tapi bagi saya bisnis adalah mengembangkan diri. Selain mengembangkan diri saya ingin bekerja dari rumah dan tetap bisa mengawasi pertumbuhan dan perkembangan kedua pangeran kecilku. Juga dengan berbisnis membuat hidup kebih berwarna dan bervariasi karena pekerjaan rumah terkadang membuat penat.
Oiya menurut artikel yang saya baca penulis merupakan salah satu bagian dari entrepreneur. Inilah yang juga masih saya pelajari. Jadi saya siap melangkah dan tidak boleh ditunda lagi, karena layar kapal sudah dibentangkan dan angin telah berhembus kencang. Artinya saya harus berlayar menjelajah dunia wirausaha dan menjadi mompreneur.
Tulisan ini diikutsertakan Giveaway : Perempuan dan Bisnis

Kamis, 16 Mei 2013
Brownies coklat Kukus
Hari kamis tanggal 9 Mei 2013 saya bawa brownies coklat kukus. Alhamdulillah banyak yang suka. Saya coba share resepnya. Ini resep asli brownies coklat kukus ny. Liem yang kondang itu ;
Bahan I :
- 6 butir telur
- 225 gr gula pasir (aku pake 230 gr)
- 1/2 sdt vanili bubuk
- 1/2 sdt garam
- 1 sdt teh emulsifier
Bahan II :
- 125 gr terigu protein sedang
- 50 gr cokelat bubuk
- 1/2 sdt baking powder
Bahan III :
- 175 ml minyak goreng
- 100 gr dark cooking cokelat,
lelehkan, campur dgn minyak
Bahan IV :
- 75 ml susu kental manis
Cara membuat :
1. Campur dan kocok bahan I
menjadi satu hingga
mengembang dan kental.
2. Masukkan bahan II sedikit demi
sedikit sambil diayak hingga rata.
Tuang bahan III, aduk perlahan
dengan spatula hingga
tercampur rata. Ambil 100 gr
adonan, campur dengan bahan
IV, sisihkan.
3. Tuangkan 1/2 bagian sisa
adonan tadi ke dalam loyang
ukuran 20x20x7 cm (aku pake
loyang bulat 22 cm) yang telah
diolesi dengan sedikit minyak
dan dialasi dengan kertas roti.
Kukus selama 10 menit dalam
dandang yang sudah terlebih
dulu dipanaskan dengan api
sedang (cat: kalau terlalu tinggi
apinya, brownies akan
bergelombang permukaannya)
4. Tuang adonan yg telah dicampur
dengan bahan IV, kukus 5 menit
dan terakhir masukkan sisa
adonan. Kukus kembali selama
30 menit hingga matang.
5. Angkat dan dinginkan.
TAPIIIIIII....
Karena saya suka adonan brownies coklat kukus siap pakai saya share juga ya yang saya pakai kemarin. Banyak merk yang bisa digunakan seperti merk Mas Juki (hampir semua toko bahan kue punya merk ini), merk TWINS (hanya ada di tbk Twins Banyumanik) dan ada juga merk Pondan dll. Saya pakai Twins karena lebih cocok saja. Jadi dalam satu bungkus siap pakai sudah ada tercampur rata coklat bubuk, terigu dan gula halus. Kita hanya perlu telur 4 butir dan minyak.
Sedangkan merk Juki ada terigu, coklat bubuk dan ovalet/tbm, coklat blok dan margarine padat yang perlu dilelehkan terlebih dahulu. Kita hanya perlu menambahkan telur 3 butir dan minyak.
Cara dengan adonan siap pakai lebih praktis
* Mixer telor dengan separuh adonan selama 3 menit kemudian tambahkan sisa bahan dan mixer kembali selama 2 menit.
* tambahkan coklat dan margarine leleh yang sudah di tim (kalau pakai adonan merk mas juki) atau hanya minyak jika pakai merk twins.
*aduk dengan spatula.
*kukus selama 30 menit. Selama mengukus, dibawa tutup di beri serbet agar uap air tidak jatuh ke cake.
* Dinginkan kue
*Potong cake jadi dua bagian atas dan bawah. oles selai strawberry
* Lelehkan DCC /coklat masak untuk toping atau hiasan. Setelah leleh segera tuang ke atas cake dan ratakan. DCC kalau sudah dingin akan mengeras kembali
*Alternatif DCC bisa dengan buttercream lalu hias sesuai selera

Kamis, 18 April 2013
Cenat Cenut Reporter
Kisah ini terjadi di pertengahan bulan Desember 2012. Tepatnya dalam rangka hari Ibu kami membuat acara. Saya yang tergabung di sebuah komunitas ASI mendapat tawaran nongol di tv lokal Semarang. Beberapa hari sebelumnya profile komunitas sudah dikirim ke asisisten produser. Tibalah saat liputan. Saya dan anggota komunitas sudah siap. Jujur, agak grogi, kalau talkshow radio, beberapa diantara kami sudah berpengalaman. Tapi masuk studio televisi adalah pengalaman pertama yang mendebarkan. Kru-kru televisi di mata saya adalah orang yang good looking. Soal brain berbanding lurus dengan penampilan dong. Keren pisan euy. Rupanya reporter yang akan melakukan wawancara termasuk pegawai baru. Masih muda, fresh graduated dan single tulen! Sebut saja namanya Vina. Kok sepertinya mbak Vina yang terlihat lebih grogi ya. Berulang kali tarik nafas panjang dan melihat print out email profile komunitas.
Talkshow session I berjalan lancar. Pertanyaan berupa tujuan, kegiatan komunitas and the bla...bla...bla.
Lalu session II dimulai.
Mbak Vina : Di email yang mbak Hapsari kirimkan kepada kami, dituliskan tentang Ayah Asi, apakah itu mbak?
Saya : Ayah ASI adalah.....
Mbak Vina *memotong kata-kata saya biar dibilang pinter apa ya* oohh Ayah yang bisa menyusui? #tampang polos
*krik *
Saya : bukan mbak...Ayah ASI itu...
Mbak Vina : *motong kata-kata saya lagi* oooh Ayah yang masih minum ASI? #tampang lugu
*krik-krik*
Saya : bengong lama -berpandang-pandangan dengan teman2 yang lain lalu huhaahaaaaa....serempak kami berempat tertawa terpingkal-pingkal bahkan ada yang guling-guling ala Sinchan #hiperbola
Setelah dijelaskan baru paham kalau Ayah ASI adalah adalah ayah/suami yang mendukung istri untuk menyusui bayi. Bentuk dukungan dengan menciptakan suasana rumah yang nyaman dan harmonis, ikut menemani saat istri menyusui atau bisa dengan memberikan ASIP (ASI Perah) saat tengah malam dan membiarkan istri terlelap #so sweet
Sambil menahan malu mbak Vina bilang akan bergabung bila ada kegiatan tentang kelas breastfeeding" yang dilakukan oleh komunitas sejenis. Untuk menambah ilmu. Maklum Vina masih single ting-ting ;)
Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away Cenat Cenut Reporter
